Batak Karo (Surat Batak: ᯂᯞᯂ᯳ᯆᯗᯂ᯳ᯂᯒᯭ, transliterasi: Kalak Batak Karo; lazim disebut sebagai Karo saja) adalah salah satu kelompok etnis Batak yang menyebar dan menetap di Taneh Karo. Etnis ini merupakan salah satu etnis terbesar di Sumatera Utara. Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Eksistensi Kerajaan Haru-Karo
        Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aru) mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Zaman ke Zaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama "Pa Lagan". Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darwan Prinst, SH :2004)
        Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Terdapat suku Karo di Aceh Besar yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya "Aceh Sepanjang Abad", (1981). Ia menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari Batak mana penduduk asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya "Tarich Atjeh dan Nusantara" (1961) mengatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping terdapat kerajaan Islam terdapat pula kerajaan Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari ke-20 mukim bercampur dengan suku Karo. Brahma Putra, dalam bukunya "Karo Sepanjang Zaman" mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah Manang Ginting Suka.
      Kelompok karo di Aceh kemudian berubah nama menjadi "Kaum Lhee Reutoih" atau Kaum Tiga Ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.
Dikemudian hari terjadi pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut sebagai kaum Ja Sandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imeum Peuet dan Kaum Tok Batee yang merupakan campuran suku pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dan lainnya.


Wilayah Pengaruh Suku Karo
     Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa Taneh Karo diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:
Kabupaten Tanah Karo
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal hingga seluruh nusantara. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai atau "Taneh Karo Simalem".Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah disebut trites.Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran.Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan favorit yang suguhan pertama diberikan kepada yang dihormati.
Kota Medan
Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi.
Kota Binjai
Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan Kota Medan disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Dairi
Wilayah Kabupaten Dairi pada umumnya sangat subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang sangat berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang merupakan bagian Taneh Karo:
Kecamatan Taneh Pinem
Kecamatan Tiga Lingga
Kecamatan Gunung Sitember
Kabupaten Aceh Tenggara
Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
Kecamatan Simpang Simadam


Marga
          Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima.
Kelima merga tersebut adalah:

  1. Karo-karo : Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu dll (Jumlah = 18)
  2. Tarigan : Bondong, Ganagana, Gerneng, Purba, Sibero dll (Jumlah = 13)
  3. Ginting: Munthe, Saragih, Suka, Ajartambun, Jadibata dll (Jumlah = 16)
  4. Sembiring: Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang (sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi dll (Jumlah = 15)
  5. Perangin-angin: Bangun, Kacinambun, Perbesi,Sebayang, Pinem dll (Jumlah = 18)
Total semua submerga adalah = 84
        Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara turun termurun dari ayah. Merga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)ersenina, demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)ersenina. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga Sembiring dan Peranginangin ada yang dapat menikah di antara mereka.


Rakut Sitelu
         Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu atau daliken sitelurakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu: (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti Kalimbubu, Anak beru dan Senina. Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti.


Tutur Siwaluh
            Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:

  1. Puang kalimbubu
  2. Kalimbubu
  3. Senina
  4. Sembuyak
  5. Senina sipemeren
  6. Senina sepengalon/sedalanen
  7. Anak beru
  8. Anak beru menteri
            Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
  1. Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang.
  2. Kalimbubu adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi:
  3. Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberi isteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
  4. Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya.
  5. Kalimbubu iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
  6. Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
  7. Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
  8. Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara.
  9. Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
  10. Anak beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru singikuri. Anak beru ini terdiri lagi atas: 
  • Anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
  • Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.
  • Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.

Aksara

Aksara Karo ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi cara penulisan perlu dilengkapi dengan anak huruf seperti o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan pemantek.

Tari tradisional
Suku Karo mempunyai beberapa tari tradisional, di antaranya:
Piso Surit
Lima Serangkai
Tari Terang Bulan
Kegiatan Budaya
Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.
Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
Ndilo Udan - memanggil hujan.
Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".
Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
Erpangir Ku Lau - penyucian diri (untuk membuang sial).
Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.
Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
Ngaloken Rawit - Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau celurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
Karo Bukan Batak ?
MIGRASI
Pada pra- sejarah terjadi perpindahan bangsa- bangsa termasuk di Asia yang khusus ke Indonesia datang dari Asia Selatan dan Tenggara . Percampuran darah terjadi antar bangsa- bangsa tersebut dengan penduduk yang telah bermukim sebelumnya di Nusantara ini merupakan nenek moyang kita dan pada umumnya yang mendiami pesisir sebagai orang bahari.
Menurut Versi Karo : Leluhur hidup dari menangkap ikan , bertani, berburu, berdagang , mengarungi samudra luas. Hal ini diceritakan bersambung hampir setiap malam di lantai lumbung padi yang dinamakan ‘Jambur’ dari purbakala hingga menjelang tahun 1940 di daerah yang penduduknya suku Karo .
Cerita yang bersambung mengenai seluk beluk asal muasal suku Karo , kebudayaan, bahasa dan adat istiadat serta perjuangan hidupnya biasanya di namakan ‘Turi- turin atau Terombo Karo’. Setiap cerita ditayangkan melalui lagu merdu pada malam hari sampai dini hari selama tujuh malam.
Aku dulu pernah mendengarkan cerita bersambung itu sebelum memasuki bangku sekolah. Karena sudah dilalui puluhan tahun, bisa jadi ada kelupaan dalam menguraikan inti sarinya, terutama pencocokan daerah kejadian saat dipergunakan pengetahuan umum geografi dan sejarah dunia atau nasional dalam keadaan tertentu menurut suasana hikayatnya.

Sejumlah Tokoh Yang Di-Karo-kan 
1. Megawati Soekarno Putri beru Peranginangin, mantan Presiden RI
2. Guruh Soekarno Putra Peranginangin, anggota DPR RI
3. Taufik Kiemas Sitepu, Ketua MPR RI
4. Soedarmono Sitepu, SH mantan wakil presiden
5. Letjen HBL Mantiri Kembaren, mantan Kasum ABRI
6. Letjen Dibyo Widodo Kaban, mantan Kapolri
7. Mayjen. Arie J. Kumaat Bukit, mantan Pangdam Bukit Barisan
8. Mayjen G.H. Mantik Ginting Manik, mantan wakil kutua DPR/MPR RI.
9. Mayjen Sadiman Paimo Depari.
10. Letjen R. Hartono Sembiring, mantan KASAD/ ketua Parpol PKPB.
11. HM Idham Sitepu, SH, MSi, Walikota Binjai.
12. Chairuman Harahap Peranginangin, Anggota DPR RI
13. Syamsul Arifin Sembiring, mantan Gubsu.
14. Hasan Basri Agus(HBA) Karo-karo Surbakti. Gubernur Jambi.
Seniman 
1. Djaga Depari (Komponis)
2. Usaha Tarigan/ Tariganu (Penulis Puisi, sajak, syair)
3. Hendri Bangun (Dramawan)
4. Jusuf Sitepu (Penyanyi Pop)
5. Ulina Br Ginting (Penyanyi Karo)
6. Tukang Ginting (Penarune)
7. Malem Pagi Ginting (Perkolong-kolong)
8. Robby Ginting (Penyanyi Karo)
9. Perwira Ginting (Penyanyi Karo)
10. Ramona Purba (Penyanyi Karo/Nasional)
11. Siti Ofanta Pinem/ Tio Fanta (Penyanyi Nasional)
12. Santa Maranatha Ginting/ Santa Hoky (Penyanyi Nasional)
13. Anna Pinem (Pemain Sinetron)
14. Reynold Surbakti (Pemain Sinetron/ Penyanyi)
15. Sakurta Ginting (Pemain Sinetron)
16. Joey Bangun (Dramawan)
17. Juliana Tarigan (Penyanyi Karo)
18. Luther Tarigan (Penyanyi Karo)
19. Anta Prima Ginting (Penyanyi Karo)
20. Netty Vera Bangun (Penyanyi Karo)
21. Sudarto Sitepu (Penyanyi Karo)
22. Datuk Muda Barus (Penyanyi Karo)
23. John Lewi Keliat (Penyanyi Karo)
24. Rosanni Br Tarigan (Penyanyi Karo)
25. Tesalonika Br Barus (Penyanyi Karo)
26. Harto Tarigan (Penyanyi Karo)
27. Anna M. Tarigan, Artis
28. Jasa Tarigan, Pemetik kulcapi & Perintis Keyboard Karo
29. Sastrawan Tarigan, Penyanyi Karo.
30. Rita Mariani Tarigan, Penyanyi Karo.
31. Alasen Barus, Penyanyi Karo, Komposer.
32. Stasion Tarigan, Penulis Lagu
Militer

1. Letjend Djamin Ginting, Pangdam Sumatera, Pendiri Golkar, Dubes RI di Kanada
2. Letjend Arifin Tarigan, Komandan Pussenif Bandung, Komandan Seskoad
3. Letjen Amir Sembiring, Pangdam Cendreawasih, Asop KSAD
4. Mayjend Roni Sikap Sinuraya, Dirjen Imigrasi
5. Mayjend Raja Kami Sembiring, Pangdam Cendrawasih, Anggota DPR RI
6. Mayjend TNI Osaka Meliala, Lemhanas
7. Brigjend SK Ginting Munthe, Kasdam Patimura
8. Laksma Neken Tarigan, Mahmil Agung, Anggota DPR RI
9. Laksma Cokong Tarigan Sibero, Anggota DPR RI
10. Marsma John Dallas Sembiring,
11. Marsda TNI Mburak Ginting,
12. Marsma Arie Henricus Sembiring, Danlantamal I Belawan
13. Brigjend Ulung Sitepu, Gubernur Sumatera Utara,
14. Brigjend Nelang Sembiring, Kapoldasu, Pendiri beberapa sekolah di Karo
15. Brigjen Selamat Ginting, Kstaf Pangdam Siliwangi
16. Brigjend Djadiate Ginting, Komandan Pussenif Bandung
17. Brigjend Gelora Tarigan,
18. Brigjend Bakli T. Tarigan,
19. Brigjend Idaman Ginting, Komandan CPM Bali
20. Brigjend Bakty Tarigan, Direktur Pendidikan Sesko
21. Marsda Mburak Ginting, Aslog Kasum TNI
22. Laksda Dalam Sinuraya, Anggota DPR RI
23. Brigjend (Pol) Doni Ginting,
24. Mayjend (Pol) Seh Tarigan,
25. Brigjend (Purn) Raziman Tarigan, Wakapolda Metro Jaya
26. Brigjen (Pol) Sadar Sebayang, Pidter Bareskrim Polri
27. Kombes (Pol) Budiman Perangin-angin,
28. Kombes (Pol) Darman Sinuraya,
29. Kombes (Pol) Arman Depari, Direktur Narkoba Polri
30. Kombes (Pol) Musa Ginting, Direktur Reskrim Polda NTT
31. Kombes Pol Sabarudin Ginting Kabid Humas Polda Sumsel.
32. AKBP Desman Sujaya Tarigan, Kapolres Tarakan Kaltim.
33. AKBP Sakeus Ginting, Kapolres Bangli, Bali
34. Irjen Pol. Satria Sitepu, BNN
35. AKBP Drs. Mustahari Sembiring, Dir Tahti Polda Sumsel.
36. AKBP Ernawati Tarigan SH, Kasubagpers Bareskrim Polri.
37. AKBP Drs Sentosa Ginting, Roanalisis Bareskrim Polri.
38. Kombes (Pol) Drs Tabana Bangun MSi, Kabiro Pers Polda Bengkulu.
39. Laksma Neken Tarigan, mantan Kepala Militer Agung.
40. AKP Edy Suranta Sitepu, Kasat Reskrim Polresta Solo
41. Mayor Tek Jon Kennedy Ginting, M.MgtStud. qtc, CPPM, MAIPM, Penerbang AL
42. Kombes (Pol) Drs. Darman Sinuraya, Dir Sabhara Polda Sumut.
43. Kombes Pol Drs. Armen F. Sembiring, Kabid KU Polda Sumut.
44. Kolonel (Art) Pustaka Bangun, Atase Pertahanan Afrika Selatan.
45. Kolonel TNI Imanuel Ginting, Komandan di Paspampres.
46. Kombes Pol Drs Kisman Tarigan MM, Sespuskeu Polri.
47. Kolonel Albert Peranginangin, KasubditbinkaporsatlapBekangad.
48. Kolonel Sabar Ginting M, S.Sos, Irditbekangad Bekangad.
49. Kolonel Laut (KH) Liasta Gintings, Kabag Ketatalaksanaan Biro Perencanaan Setjen Kementrian Pertahanan.
50. Letkol Laut (KH) Drs. Napindo Sebayang, Paban Pamgal Sintel Lantamal IV Tanjung Pinang.
51. Kolonel Ingan Djaja Barus, Kasubdis Musmontra Dinas Sejarah AD.
Birokrat
1. Malem Sambat Kaban, Menteri Kehutanan, Ketua Partai PBB
2. Tifatul Sembiring, Menteri Infokom, Ketua Partai PKS
3. Prof. Firman Tambun, Asisten IV Menko Ekuin
4. Atar Sibero, Dirjen PUOD/ PJS Gubernur Riau
5. Mayjend Roni Sikap Sinuraya, Dirjen Imigrasi
6. Simon F. Sembiring, Dirjen Pertambangan, Mineral dan Gas Bumi
7. Kapiten Ketaren, Hakim Agung
8. Prof. Rehngena Purba, Hakim Agung
9. Drs Purnama Munthe, SH Kajitsu/ Jaksa Agung Muda
9. MS. Sembiring, Direktur Perdagangan Bursa Efek Jakarta (BEJ)
10. Juda Sitepu, Direktur Teknik Kereta Api Indonesia (KAI)
11. Soedarti Surbakti, Direktur Badan Pusat Statistik (BPS)
12. Drs Netap Peranginangin, salah seorang Dirjen di BKPM
13. Ir Peter Sinulingga, Dirjen di kantor Menko Polkam
14. Ir Cerdas Kaban, Deputi Bidang Pelayanan Publik Menpan
15. Alexander Barus, Direktur Kimia Hulu Kementrian Perindustrian
16. Nabari Ginting, Kepala Dinas Sosial Sumut/ Pjs Walikota Siantar
17. Dr. Ir Budi D. Sinulingga, Ketua Bappedasu
18. Nurlisa Ginting, Kadis Pariwisata Sumut
19. Haris Binar Ginting, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Deliserdang
20. Ir Untungta Kaban, Kadis Pertambangan dan Energi Sumut
21. Drs Radiman Tarigan, MAP, Kepala Sekretariat DPRD SU
22. Hasil Sembiring, PhD, Kepala Puslitbang Tanaman Pangan Deptan
23. Salman Ginting, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Prov. Sumatera Utara
24. Elyta Ras Ginting, SH, LLM, Ketua Pengadilan Negeri Tebingtinggi
25. Timbas Tarigan, Wakil Walikota Binjai
26. Immanuel Tarigan, SH, Humas Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam
27. Harmein Ginting, Dirut Perusahaan Daerah Pembangunan Sumut.
28. Andreas Tarigan, Kabag Administrasi Perekonomian Pemkot Medan.
29. Ir Kira Tarigan, Kadis PU Kota Medan.
30. Sacramento Tarigan, Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi BBPOM Medan.
31. Asli Peranginangin, Kepala Terminal Amplas.
32. Edison Peranginangin, SH, MKes, Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan.
33. Azaddin T Sitepu, Deputi Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat.
34. Ir Zulkifli Sitepu, Kadis Kominfo Kota Medan.
35. Rama Sebayang, Kedis Kesehatan Kabupaten Kayong Utara, Kalbar/ Ketua PMI Kayong.
36. Dr Yakup Ginting SH CN MKn, Hakim Agung RI.
37. Drs. Joto Sembiring, Kepala BPKP Sumut (1991-1994)
38. Drs. Ramram Brahmana, Kakanwil Pajak Sumut I (Tahun ....)
39. Harta Indra Tarigan, MBA, Kakanwil Pajak Sumut II.
40. Drs Taremalem Sembiring, Direkur STAN (Tahun ....)
41. DR. Dr. Daniel Ginting M. Kes Direktur RS Adam Maik Medan (Tahun ...)
42. Arwan Surbakti, Direktur Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Dept. Dalam Negeri.
43. Budiman Ginting, Kadis Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) Babel.
44. Jhony Ginting, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau.
45. Simon Tarigan, SE Sekretaris Bappeda Kab. Deliserdang
46. Bahtera Peranginangin, SH, MH, hakim tinggi Buntok, Kaltim.
47. Sabrina Tarigan, Kasubbag Program Kab Deliserdang.
48. Sinarta Sembiring SH, Kepala Kejaksaan Negeri Tahuna, Sulut.
49. Dr. Drs. Masana Sembiring, MSi, Direktur IPDN Kampus Rokan Hilir, Riau.
50. Suasta Ginting, S.Sos, MAP, Assisten Administrasi Pembangunan Kab. Dairi.
51. Drs. Selamata Sembiring, MSi, Kepuslitbang Aplikasi Informatika Depkominfo.
52. DR. dr. Tiurmina Tarigan, MARS Kasie Bimbingan & Evaluasi DEPKES.
53. Ir Rafael Ginting, Asst. Adm Pembangunan Kab. Dairi.
54. Drs Aman A. Sinulingga, Hakim Pengadilan Pajak - Jakarta.
55. DR. Ir Petrus Sitepu, Peneliti di Balitbang Pertanian.
56. DR. Ir Pirman Bangun, MS. Peneliti BPP Padi/ Dosen IPB.
57. DR. Ir Doah Dekok Tarigans, Peneliti Puslitbangbun.
58. DR. Ir Pius Petumpuan Ketaren, M.Sc, peneliti Balitnak.
59. DR. Drs Simson Tarigan, MSc Peneliti BBalitvet.
60. DR. Ir Simon Petrus Ginting, M.Sc, Peneliti Lolitkambing.
61. Ir. Setel Karo-Karo, M.Sc, PhD, Peneliti Lolitkambing.
62. Ir Tuah Sembiring, BPPT Sumut.
63. Ir Rahman Pinem, MM Direktur Budidaya Tanaman Buah Deptan.
64. Drs. Persadan Girsang, Direktur Pembangunan Masyarakat Desa di Kemendagri.
65. Kadir Ruslan Sitepu, Kepala BKKBN Bangka Belitung.
66. Drs Ramona Ginting, Ka Humas Pemda DKI Jakarta.
67. Loto S. Ginting, SE, M.Com, Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu.
68. Tehna Bana Sitepu, SH, MHum. Kadiv Yankum dan HAM Kanwil Kepulauan Riau.
69. Djoni Tarigan, Kepala Biro Perencanaan Kementrian Perindustrian.
70. Amanlison Sembiring, Kepala Kantor BI perwakilan Batam.
71. Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM.
72. Mesah Tarigan, Direktur Pemasaran Internasional Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementan.
73. Rahman Pinem, Direktur Tanaman Serealia Kementrian Pertanian.
74. Effendy B Peranginangin, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno Hatta.
75. Ir Rezeki Peranginangin, MSc, MM, Kasubdit Bina Kemitraan - Kementrian PU.
76. Ir Sabar Ginting, MBA asisten Deputi Kementrian Lingkungan Hidup.
77. Salman Ginting, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Peprov Sumut.
78. Dr Yakup Ginting, SH, CN, M.Kn, Hakim Tinggi PT Yogyakarta (calon Hakim Agung)
79. Direktur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah: Drs. Budi Sitepu, MA (sdh pensiun).
80. Juwena Sitepu, S.Sos, M.Si, Kasubag Humas Ditjen Yanrehsos, Kemensos Sulsel.
81. Edyward Kaban, Kepala Kejari Cilacap, Jawa Tengah.

Walikota siantar dari putra karo adalah :
1.Rakutta Sembiring ( 1960 - 1964)
2.Pandak Tarigan (10-8-l964 s/d 31-8-l965)
3.Kol Sanggup Ketaren (29-6-l974 s/d 29 juni l979)
4.Drs Nabari Ginting,M.Si (30 Juni - 30 Agustus 2005)
Sekda terlama di Pematangsiantar adalah :Simpang Tarigan ,BA (Almarhum)